BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Bayi baru lahir
adalah pelajaran baru yang butuh seluruh diri anda. Menjadi ibu artinya masuk
ke dalam suatu tahapan baru dalam kehidupan anda sebagai wanita. Hal yang sama
kurang lebih juga dialami sang ayah baru. Kecemasan, tidak percaya diri,
perasaan tidak siap, terkadang juga penolakan. Namun, dibalik semua hal tidak
bagus itu akan terbayar penuh, bahkan lebih ketika anda menemukan begitu banyak
hal baru yang indah dalam hari-hari bersama anak anda. Nah, supaya tidak
terlalu cemas dan khawatir, berikut ada 7 tips cara merawat bayi baru lahir.
Karena
bagi ibu yang baru menyandang gelar ibu anak bayi itu sangat merasa cemas bagai
mana cara merawat sang pujaan hatinya yang baru lahir tersebut.
B. Tujuan
v Tujuan
umum : agar mahasiswa mengerti cara merawat bayi baru lahir
v Tujuan
khusus :
·
Agar mahasiswa menegtahui tentang perawatan
bayi yang baru lahir
BAB
II
PEMBAHASAN
Mencegah bayi kedinginan tidak dengan membedong bayi rapat-rapat, tetapi dengan menyesuaikan suhu lingkungan yang tepat untuk bayi. Bedong bayi terlalu rapat tidak dianjurkan lagi saat ini. Biarkan bayi bergerak bebas.
Khusus pada bayi prematur, memberi kehangatan bisa dilakukan menggendong bayi dengan metode Kanguru, yakni mendekap bayi di dada dalam keadaan skin to skin contact (sentuhan langsung dari kulit ibu dan bayi), kenakan topi penutup kepala, kaus kaki, sarung tangan dan baju hangat bila udara dingin, dan hindarkan bayi dalam keadaaan basah terlalu lama baik karena buang air kecil maupun buang air besar.
2. Perhatikan nafas bayi
Pernafasan bayi sebaiknya tidak boleh terlalu cepat, bila lebih dari 60 kali per menit, atau saat bernafas bayi tampak tersengal-sengal, berbunyi dan disertai sekitar bibir dan hidung biru, berarti bayi ibu dalam keadaan sakit.
Yang perlu diperhatikan agar pernafasan bayi sehat yaitu:
* Orangtua tidak boleh merokok di dekat bayi, jauhkan bayi dari asap kendaraan bermotor, misalnya memanasi mesin sepeda motor jangan didekat ibu yang sedang menggendong bayi.
* Sebaiknya bayi dihindarkan dari debu, zat kimia yang membuat bayi sesak nafas, tutup mulut dan hidung dengan saputangan bila ada keluarga yang sedang flu berada dekat bayi.
* Setelah mandi bayi tidak perlu ditaburi bedak seluruh tubuh, bila ingin memberi bedak berikan yang dalam bentuk bedak padat bukan bedak tabur.
* Bayi tidak perlu dipasang gurita agar pernafasan pada bayi baru lahir pernafasan lebih leluasa.
* Sirkulasi atau ventilasi udara kamar bayi cukup baik.
3. Perhatikan warna kulit bayi
Ada kalanya, pada minggu pertama bayi baru lahir mengalami kuning. Perhatikan bila bayi tampak lemas, malas minum, mata terlihat kuning, malas menghisap, jangan tunda segera dibawa ke dokter. Yang harus ibu lakukan mencegah kuning dengan rajin menyusui segera setelah lahir untuk mencukupi kebutuhan minum bayi. Boleh dijemur sinar matahari untuk pemenuhan vitamin D namun sebelum pukul 8 dan cukup 10 hingga 15 menit.
Perhatikan warna kulit bayi bila kemerahan, alergi, lecet atau terdapat ruam pada pantat dan leher. Tetap mandikan untuk menjaga kebersihan kulit bayi. Gunakan popok kain katun yang lembut dan hindari penggunaan pampers secara rutin dalam waktu lama, bila akan perawatan kulit ruam atau lecet kemerahan pada bayi dengan krim sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
4. Perhatikan cara pemberian minum
selesai minum, caranya dengan posisi
bayi setengah duduk di pangkuan kita, atau boleh telungkupkan di bahu
kita dan ditepuk tepuk punggungnya.
Cegah jangan sampai tersedak.
Hindari menyusui bayi saat mengantuk berat.
Bagi bayi baru lahir akibat
belum sempurnanya reflek menelan dan adanya sisa udara dalam lambung kadang
mengalami gumoh setelah minum, segera bayi diposisikan miring,
usap bekas gumoh dan ganti pakaian bayi.
Bila memberikan ASI melalui botol,
jangan mengganjal botol dot di mulut bayi dengan alasan apapun, sangat
berbahaya. Cegah bayi bingung puting dengan memberi minum menggunakan gelas
kecil, dekatkan ke bibir bayi biarkan bayi mencecap sendiri, jangan dituang,
bahaya tersedak. Atau gunakan sendok kecil untuk menyuap sedikit demi sedikit.
5. Perhatikan saat bayi buang
air besar dan buang air kecil
Bayi baru lahir yang mendapat ASI cukup dari ibu frekwensi buang air besar akan “lebih sering” karena dalam ASI mengandung zat laksansia yang memperlancar buang air besar sehingga membantu membersihkan zat kuning (bilirubine) dari tubuh bayi. Ibu tidak perlu cemas.
Yang perlu diperhatikan warna dan
keadaan saat bayi buang air besar adalah : bila tinja bayi mengandung lendir,
berbuih, terdapat darah dan tinja hanya air saja secara terus menerus, perut
kembung dan sulit buang air besar, warna tinja agak putih. Pada keadaan
ini, bayi memerlukan bantuan tenaga kesehatan sambil tetap terus diberikan ASI.
Bayi sehat dan kebutuhan minumnya
cukup seharusnya sering buang air kecil, warna air seni kuning jernih.
Perhatikan bila bayi tidak buang air kecil dalam 24 jam pertama sejak lahir,
bayi mengedan menangis setiap akan buang air kecil, dan bila air seni berwarna
kuning pekat atau merah, segera bawa bayi kepada petugas kesehatan.
6. Perhatikan kebersihan dan
pencegahan infeksi
Bayi baru lahir dimandikan setiap hari dua kali pagi dan sore. Pastikan kehangatan air mandi sesuai untuk tubuh bayi, ukur kehangatan air dengan termometer atau juga bisa dengan punggung telapak tangan. Bayi boleh dimandikan berendam dalam bak mandi khusus bayi. Berendam merupakan saat yang menyenangkan bagi bayi, selain merangsang peredaran darah juga membersihkan kotoran maupun kuman yang melekat di tubuh bayi.
Jika bayi anda sakit, anda bisa
memandikannya dengan dengan di waslap air hangat seluruh tubuh dan disabun,
bersihkan lalu keringakan dengan handuk khusus hanya untuk bayi tidak
boleh dicampur dengan anggota keluarga lainnya.
Bersihkan tali pusar dengan waslap
diberi busa sabun mandi, bilas dengan air lalu keringkan. Cara merawatnya untuk
di rumah sesuaikan dengan petunjuk bidan atau dokter dimana ibu melahirkan
bayi. Sebaiknya tali pusat cukup dibasahi (diusap) alkohol 70
persen dan tidak perlu dibungkus kain kasa.
Gantilah popok bayi sesering mungkin
untuk mencegah infeksi saluran kencing. Ingat selalu cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat bayi. Bila suhu bayi lebih dari 38 derajat celsius sebaiknya
bayi jangan dibedong rapat atau diselimuti tebal, kenakan pakaian katun yang
tipis, buka selimut tebal dan kompres air hangat lalu bawa ke tenaga kesehatan.
Bila pangkal tali pusat
berwarna kemerahan, keluar nanah, bau busuk disertai perut kembung, atau bayi
mengalami infeksi mata dengan tanda mengeluarkan kotoran
hijau kekuningan pada mata segera bawa kepada tenaga kesehatan terdekat.
Lengkapi semua imunisasi.
Lengkapi semua imunisasi.
7. Perhatian untuk merangsang
kecerdasan bayi sejak dini
Ketika merawat bayi , seorang ibu dan ayah baru sebaiknya menjadi lebih banyak berkomunikasi dengan bayi dibanding saat bayi masih dalam kandungan.
Sentuhan sayang, kontak
fisik,menyanyi untuk si mungil akan menjadi aktifitas yang membahagiakan bagi
orangtua baru. Semakin rajin Ayah dan ibu memberi rangsangan kecerdasan
bayi, maka proses perkembangan kecerdasan otak bayi akan semakin
sempurna.
Cara merangsang kecerdasan antara
lain dengan mengucapkan kalimat - kalimat pendek dan sederhana saat merawat
bayi. Sebut satu kata secara berulang -ulang dalam rangkaian kalimat pendek,
misalnya kata mandi, minum, tidur, sayang, peluk, ayah, bunda. Tidak perlu
kalimat panjang dan jangan terlalu banyak ragam bahasa. Memori otak bayi
akan terus menerus merekam kata - kata orangtua setiap hari. cara
merawat bayi baru lahir.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ü Merawat
bayi yang baru lahir bukanlah mudah sehingga kita memerlaukan perhatian yang
benar-benar mendetil dari kehangatan suhu tubuhnya, penbafasannya, warna kulit,
cara kita memberi susunya, masalah buang air besar dan kecil, memperhatikan
kebersihan tubuh dan tempat tidurnya, dan juga mengetahui cara untuk merangsang
kecerdasannya sejak dia bayi
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan
keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif,
ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.
Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan
Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC,
Jakarta, 1999.
Kang L S,. Perawatan Bagi Anak, Cermin
Dunia Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.
Baguskan?
BalasHapus